Manajemen Sumber Daya Pendidikan
MATERI POKOK
MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIKAN
Oleh :
May Lani Susanti (1103916)
Jurusan
Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan
Indonesia
2011
I.
MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Modul ini berisi tentang manajemen
sumber daya pendidikan. Pembahasan terperinci meliputi :
a. Manajemen Sumber Daya
Manusia
b. Manajemen Pembiayaan
Pendidikan
c. Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan
d. Sistem Informasi
Manajemen
Dengan modul ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai
pentingnya manajemen sumber daya pendidikan khususnya bagi sebuah sekolah,
karena agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien dibutuhkan
sebuah manajemen mengenai pendidikan di sekolah tersebut. Sehingga pada
akhirnya peserta didik dapat menyerap ilmu dari pendidik dengan baik.
Sebagai mahasiswa jurusan administrasi pendidikan, kita dituntut untuk
menjadi seorang pemimpin dan manajer yang baik, oleh karena itu hendaknya kita
bisa memahami apa saja yang merupakan sumber daya pendidikan, serta bagaimana
memanajemen sumber daya tersebut agar dapat terpenuhi dan digunakan secara
optimal.
Setelah anda mempelajari modul
ini, anda diharapkan:
a. Dapat
memahami dan menjelaskan mengenai manajemen sumber daya manusia.
b. Dapat
memahami dan menjelaskan mengenai manajemen pembiayaan pendidikan.
c. Dapat memahami dan
menjelaskan mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
d. Dapat
memahami dan menjelaskan mengenai sistem informasi manajemen.
II.
KONSEP DASAR BERDASARKAN TOPIK
A. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya
manusia (SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
pegawai, pegawai buruh, manajer, dan pegawai lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas organisasi demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen SDM
merupakan bentuk pengakuan pentingnya anggota organisasi (personil) sebagai
sumber daya yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi, pelaksanaan
fungsi, dan kegiatan organisasi untuk menjamin bahwa mereka dipergunakan secara
efektif dan adil demi kepentingan organisasi, individu, dan masyarakat.
Sistem Manajemen SDM yang
efektif memiliki empat bidang fungsional, yaitu 1) perencanaan SDM (human
resource planning), rekrutmen (recruitment) dan seleksi (selection),
2) pengembangan SDM (human resource development),
gaji/upah dan kesejahteraan (compensation and benefits),
3) keselamatan dan kesehatan kerja (safety and health),
dan 4) bentuk hubungan pekerja (employee and labor relations).
Skema proses Manajemen SDM
seperti pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Gambar 1 proses
Manajemen SDM meliputi 1) analisis jabatan, 2) seleksi pegawai, 3) orientasi
dan penempatan, 4) pelatihan, 5) mutasi, 6) promosi, dan 7) kompensasi. Tujuan
Manajemen SDM adalah memperbaiki kontribusi produktif pegawai terhadap organisasi
dengan cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Tujuan
Manajemen SDM mencerminkan strategi manajer dan menyeimbangkan tantangan
organisasi, fungsi SDM, dan orang-orang yang terpengaruh.
Motivasi kerja sebagai
predisposisi untuk berperilaku tertentu dengan tujuan memenuhi kebutuhan yang
spesifik dan belum tercapai. Terdapat hubungan antara kemampuan, motivasi, dan
kejelasan peran dengan kinerja pegawai. Salah satu teori motivasi yang populer
adalah teori motivasi Maslow. Menurut Maslow bahwa di dalam diri manusia
bersemayam lima jenjang kebutuhan yaitu psikologis, keamanan, sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri. Jenjang kelima kebutuhan tersebut seperti
pada Gambar 2.
Kebutuhan Tingkat Tinggi
|
Aktualisasi Diri
|
Pertumbuhan, pencapaian potensi, dan
pemenuhan kebutuhan diri
|
|
Penghargaan
|
|
Harga diri, otonomi dan prestasi,
pengakuan, perhatian, dan status
|
|
Kebutuhan Tingkat Rendah
|
Sosial
|
Kasih sayang, rasa memiliki, diterima
dengan baik, dan persahabatan
|
|
Keamanan
|
|
Keselamatan dan perlindungan (fisik dan
mental)
|
|
Psikologis
|
|
Rasa lapar, pakaian, dan tempat tinggal
|
Gambar 2 Hierarki
Kebutuhan Maslow
Lima kebutuhan membentuk
tingkatan-tingkatan, dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan
dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia
dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan harus
dipenuhi yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu
penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan
dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Begitu masing-masing
kebutuhan ini terpenuhi secara substansial, maka kebutuhan berikutnya akan
menjadi dominan.
Strategi dasar yang efektif
dalam memotivasi kerja pegawai adalah 1) memberikan tugas kepada seorang mentor
(assigment of mentor), 2) penugasan secara bergantian (rotational
assigment), 3) pelatihan silang (cross training), 4) proyek yang
luas (strech projects), 5) pendekatan tim (team approach), 6) penugasan
khusus (special assigment), 7) peluang untuk berkreasi (an
opportunity to create), 8) tanggung jawab menyenangkan (plum
responsibiliy), 9) kesempatan studi lanjut (learning opportunity),
dan 10) strategi makan siang (the lunch strategy).
Sistem penggajian dirancang
untuk memenuhi penghargaan kepada pegawai atas kontribusinya kepada organisasi,
menarik pelamar yang tepat untuk suatu pekerjaan, memberikan penghargaan dan
memelihara pegawai yang baik, dan memotivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang
terbaik. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun struktur penggajian
adalah ekuitas internal dan ekuitas eksternal. Pertimbangan ekuitas ini
berkaitan dengan teori equity (ekuitas/keadilan) Adams yang menyatakan
bahwa ekuitas dicapai apabila rasio antara hasil (outcomes) dan masukan (input)
yang dipersepsikan oleh seseorang sama dengan rasio hasil dan masukan orang
lain.
Dengan demikian, ekuitas
internal adalah tingkat ekuitas/keadilan antara rasio hasil dan masukan
seseorang pada posisi tertentu dibandingkan rasio hasil dan masukan orang pada
posisi lain dalam suatu organisasi. Sementara itu, ekuitas eksternal adalah
tingkat ekuitas/keadilan antara rasio hasil dan masukan seseorang pada posisi
tertentu dalam suatu organisasi dibandingkan dengan rasio hasil dan masukan
orang lain pada posisi sama/setara di organisasi lain.
Etika adalah suatu disiplin
yang mengkaji baik atau buruk, benar dan salah, dan moral dalam melaksanakan
hak dan kewajiban. Berkaitan dengan profesionalisme manajemen SDM, terdapat
kebutuhan untuk pengembangan kode etik. Pegawai bekerja dengan pegawai lain
harus memiliki etika dalam bekerja dan berinteraksi setiap harinya.
B. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Pendidikan tidak terlepas
dari kebutuhan dana untuk mendukung terselenggaranya program pendidikan secara
efektif dan efisien. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam segala
aktivitasnya memerlukan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran,
layanan, pelaksanaan program supervisi, penggajian, dan kesejahteraan para guru
dan staf lainnya, kesemuanya itu memerlukan anggaran dan keuangan.
Manajemen pembiayaan ialah
proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kegiatan pengelolaan
keuangan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan.
Perencanaan pembiayaan merupakan bidang khusus yang sebelumnya mengkaji
struktur anggaran, kuantitas/jumlah, dan kualitas/mutu anggaran organisasi.
Sekolah dalam membuat proposal anggaran perlu memperhatikan faktor komunikasi,
melalui diskusi/perundingan, revisi rencana anggaran, dan dokumentasi
perencanaan anggaran yang kesemuanya untuk pertanggungjawaban dalam perencanaan
penganggaran.
Realisasi penerimaan dan
pengeluaran dana pendidikan dibukukan dan dilaporkan sesuai standar akuntansi
yang berlaku. Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
Ketersediaan sejumlah dana
yang dimiliki sekolah merupakan salah satu faktor pendukung terselenggaranya
program pendidikan. Ketersediaan dana yang dimiliki sekolah berkaitan dengan sumber
dana sekolah mencakup pemerintah, orangtua peserta didik, bantuan pihak asing
yang tidak mengikat, dan masyarakat. Pemerintah pusat membantu keuangan sekolah
melalui beberapa cara, yaitu 1) hibah dan dana bantuan biaya operasional kepada
sekolah, 2) membayar gaji guru, 3) membantu sekolah untuk mengadakan proyek
penggalangan dana dengan menyediakan bantuan teknis termasuk bahan dan
perlengkapan, dan 4) mendanai pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah.
Pemerintah juga melakukan kontribusi tidak langsung kepada sekolah, seperti
melalui pelatihan kepala sekolah dan guru, menyiapkan silabus dan bahan, dan
melakukan pengawasan.
Secara khusus proposal anggaran pembiayaan pendidikan (sekolah) mencakup:
1. Deskripsi fungsi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah,
2. Objektivitas fungsi program dan kegiatan sekolah,
3. Jumlah data mengenai pelayanan usaha (input) dan pencapaian (output)
berkaitan dengan fungsi program dan kegiatan sekolah,
4. Menyajikan kegunaan anggaran dalam peningkatan (maksimum) dan penurunan (minimum) pada semua
tingkat/bagian sekolah,
5. Penggunaan metode alternatif dalam pelayanan analisis sistem dan analisis
biaya-kegunaan (cost-benefit) anggaran sekolah,
6. Data pengeluaran dan pemasukan dari tiap unit/bagian, tiap kegiatan dan
fungsi program, tiap obyek pengeluaran, dan tiap unit usaha dan pencapaian
organisasi, yang mencakup tingkat pemberian (present levels),
tingkat pengeluaran (reduced levels), dan tingkat perluasan (expanded
levels).
Proses pembuatan anggaran secara umum seperti pada Gambar 3.
Budget Preparation (menyiapkan
anggaran)
|
Menyiapkan formulir
perkiraan oleh direktur anggaran (preparation of estimate forms by budget
director)
|
Menyiapkan
perkiraan oleh tiap bagian dan direktur anggaran (preparation of estimate
by departments and budget director)
|
|
Konsolidasi oleh
direktur anggaran (consolidation of estimates by budget director)
|
|
Memperhatikan
aspirasi bagian (departmental hearings)
|
|
Persetujuan
anggaran oleh eksekutif. Menyiapkan anggaran dan menyampaikan anggaran oleh
pimpinan eksekutif (executive approval of budget, preparation of budget
and budget message by chief executive)
|
|
Menyerahkan
anggaran kepada lembaga legislatif (submission of budget to legislative
body)
|
|
Legislative Enactment (pembuatan
lembaga legislatif)
|
Konsiderasi komite
anggaran (budget committee consideration)
|
Memperhatikan
aspirasi publik (public hearings)
|
|
Konsiderasi
rekomendasi komite oleh lembaga legislatif (consideration of committee
recommendations by legislative body)
|
|
Mengadopsi/memakai
anggaran perkiraan pengeluaran, pendapatan, dan hibah (adoption of budget
by passage of appropriations and estimated revenues)
|
|
Mencatat setiap
perkiraan pengeluaran dan pendapatan (recording off appropriations and estimated
revenues)
|
|
Budget Administration
(administrasi anggaran)
|
Menyiapkan dan
mencatat penerimaan dan alokasi (preparation and recording of allotments
or allocations)
|
Administrasi
penerimaan/pendapatan (revenues administration)
|
|
Personalia (orang)
administrasi (personnel administration)
|
|
Pembelanjaan dan
pelayanan yang efektif/baik (purchasing of goods and services)
|
|
Sebelum pemeriksaan
keuangan (preaudit)
|
|
Pelaporan (accounting)
|
|
Reporting (pelaporan)
|
Laporan intern
(interim reporting)
|
Finansial akhir
tahun dan laporan statistik oleh bagian eksekutif (year end financial and
statistical reports by the executive branch)
|
|
Postaudit (setelah pemeriksaan anggaran)
|
Pemeriksaan data
keuangan oleh auditor independen terhadap bagian eksekutif (audit of
financial data by an auditor independent of the executive branch)
|
Meninjau
operasi/penggunaan anggaran tiap bagian secara terus menerus oleh direktur
anggaran (continuous review of departmental operations by budget director)
|
Gambar 3 Siklus Pembuatan Anggaran Pendidikan
The National Advisory
Council on State and Local Budgeting (NACSLB) mengemukakan prinsip dalam
penganggaran, yaitu:
1. Menentukan tujuan umum dalam hal membuat kebijakan anggaran pendidikan
negara, mencakup:
a) Mengakses kebutuhan
masyarakat, prioritas, tantangan, dan peluang,
b) Mengidentifikasi peluang
dan tantangan pelayanan negara, aset kapital, dan manajemen,
c) Pengembangan dan merinci
tujuan umum yang lebih spesifik menjadi tujuan khusus,
2. Pengembangan pendekatan dalam rangka mencapai tujuan, mencakup
a) Mengadopsi/memakai
kebijakan anggaran/finansial,
b) Pengembangan program,
operasi, dan kebijakan permodalan dan perencanaan,
c) Pengembangan manajemen
strategis,
3. Pengembangan konsistensi anggaran dengan pendekatan mencapai tujuan,
mencakup:
a) Pengembangan proses
untuk menyiapkan dan mengadopsi/memakai sistem penganggaran,
b) Pengembangan dan
evaluasi berbagai alternatif,
c) Membuat pilihan untuk
mengadopsi/memakai anggaran,
4. Ases/menilai performasi/kinerja dan membuat perbaikan, mencakup :
a) Monitor, penilaian, dan
ases/menilai performasi/kinerja,
b) Membuat perbaikan dan
penyesuaian sesuai dengan yang diperlukan.
Tingkat makro alokasi
anggaran pemerintah terdiri atas anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Anggaran
rutin Departemen Pendidikan Nasional dialokasikan untuk gaji, pengembangan, dan
peningkatan kualitas. Guna mengalokasikan anggaran sekolah pada tingkat mikro
menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Sekolah dalam menyusun
rencana anggaran dapat memilih salah satu atau kombinasi dari asas penganggaran
yaitu anggaran berimbang, penganggaran surplus, atau penganggaran defisit. RKAS
disusun dengan berpedoman pada rencana strategis dan rencana operasional yang
dimiliki sekolah.
Memperhatikan sumber
pendanaan sekolah umumnya tidak berasal dari satu sumber, pengelolaan keuangan
sekolah yang mencakup sumber dana, alokasi, realisasi pengeluaran, dan bukti
pengeluarannya maka memerlukan peraturan sebagai pedoman pengelolaan sekolah.
Sehingga tiap sumber dana mendapatkan laporan penggunaannya beserta bukti
pendukung. Hal ini sangat penting karena pelaporan realisasi anggaran yang
kredibel dan rinci berpengaruh terhadap keberanjuran (sustainabelitas)
pendanaan oleh penyandang dana di masa yang akan datang. Berdasarkan konsep
tersebut urgensi peraturan mengenai pengelolaan sekolah sangat dibutuhkan demi
menunjang peningkatan kualitas pendidikan sekolah.
Undang-Undang Dasar 1945
Bab XIII pasal 31 ayat 4 menyatakan negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas Bab XIII pasal 48 menyatakan pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP Bab IX pasal 62
pasal 1 menyatakan pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal.
Peraturan Pemerintah Nomor
48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Bab V pasal 50 ayat 1 menyebutkan
sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan,
dan keberlanjutan. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan sekolah atau
madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang
mengacu pada standar pembiayaan.
Lembaga asing dapat
berperan dalam pendanaan sekolah dan bersifat tidak mengikat. Sumber dana
pendidikan dari luar tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Badan Hukum Pendidikan (BHP) pasal 45 ayat 1 yang menyatakan salah satu
mekanisme dari BHP dapat memperoleh dana operasional yaitu dengan menarik dan
membuka investasi dari luar negeri. Berkenaan dengan sumber dana dari luar,
sekolah harus transparan dalam pengelolaan dana. Lembaga pendidikan lebih
bersikap bijak agar tidak merugikan sekolah karena berkaitan dengan orientasi
investor yang dapat diasumsikan bahwa investor akan menginvestasikan dananya di
sektor yang diprediksi dapat memberikan keuntungan baginya, baik secara
finansial maupun keuntungan lain seperti ideologi.
Kelompok masyarakat
termasuk sebagai sumber pendanaan sekolah. Kelompok ini dimobilisasi untuk
melaksanakan tugas dari para tokohnya (utamanya informal) di masyarakat,
seperti kaum ulama. Di Indonesia, banyak sekolah swasta yang dibangun dan
diselenggarakan oleh kelompok masyarakat. Di dalam masyarakat kemungkinan ada
orang yang juga memutuskan untuk membantu satu atau beberapa sekolah dengan
dana, seperti pengusaha yang mendermakan sesuatu bagi satu atau lebih sekolah.
Kontribusi seperti ini hendaknya disambut dengan baik dan bahkan sebaiknya
didorong. Perumusan rencana strategis merupakan upaya sekolah dalam
mempengaruhi dan mendorong masy arakat untuk ikut serta membantu penyelenggaraan pendidikan sekolah.
C.
MANAJEMEN SARANA DAN
PRASARANA PENDIDIKAN
Sarana dan prasarana
pendidikan sangat penting artinya guna menunjang kesuksesan pendidikan di sekolah.
Urgensi sarana dan prasarana pendidikan, tidak hanya berkaitan dengan tingkat
kekondusifan sekolah terkait dengan belajar siswa, tetapi juga sekaligus
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan operasional lembaga
pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah pengaturan sarana
dan prasarana pendidikan dengan melibatkan sumber daya manusia, guna menunjang
berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan pengembangan diri siswa secara utuh di
sekolah.
Kebutuhan lembaga pendidikan
terhadap sarana dan prasarana sifatnya dinamis, bahwa kebutuhan akan sarana dan
prasarana sejak awal berdirinya sampai dengan ketika telah mengalami puncak
perkembangan, tidaklah menetap melainkan terus bertambah, berubah, dan
berkembang. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, perlu ditempuh langkah-langkah
manajerial yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan/realisasi, inventarisasi,
penggunaan, pengembangan (penambahan), pemeliharaan, dan penghapusan.
Perencanaan sarana dan
prasarana
Langkah-langkah perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
1. Menampung usulan pengadaan
perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan menginventarisasi
kekurangan perlengkapan sekolah,
2. Menyusun rencana kebutuhan
perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya satu semester atau satu
tahun ajaran,
3. Memadukan rencana kebutuhan
yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya,
4. Memadukan rencana kebutuhan
dengan dana sekolah yang tersedia. Bila dana yang tersedia tidak memadai untuk
mengadakan kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua
kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan mengkaji urgensi setiap
perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera didaftar,
5. Memadukan rencana (daftar)
kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana yang tersedia. Bila ternyata
masih melebihi dana yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan
cara membuat skala prioritas,
6. Penetapan rencana pengadaan akhir.
Pengadaan sarana dan
prasarana
Setelah rencana pengadaan
sarana dan prasarana dibuat, langkah berikutnya adalah pengadaan sarana dan
prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengadaan sarana dan prasarana bisa
dilakukan dengan pembelian, sumbangan, pengajuan bantuan ke pemerintah (sekolah
negeri), dan pengajuan ke pihak yayasan (sekolah swasta). Guna mengadakan
sarana dan prasarana sekolah perlu ditetapkan aspek fungsi (utilitas) dan
standar kualitasnya. Aspek fungsi (utilitas) mengacu pada kegunaan sarana dan
prasarana tersebut terkait dengan kebutuhan riil sekolah. Aspek standar
kualitas mengacu pada jenis spesifikasi teknis terkait dengan merek berkualitas
yang beredar di pasaran.
Inventarisasi sarana dan
prasarana
Ada tiga jenis kegiatan
yang harus dilakukan berkenaan dengan inventarisasi, yaitu 1) pencatatan sarana
dan prasarana sekolah dalam buku-buku sarana dan prasarana, 2) pemberian kode (coding)
terhadap sarana dan prasarana yang selesai dicatat dalam buku-buku sarana dan
prasarana, dan 3) pelaporan sarana dan prasarana kepada pihak-pihak yang
selayaknya menerima laporan (pemerintah, donatur, dan stakeholders).Guna
pencatatan sarana dan prasarana sekolah, ada beberapa buku yang menjadi
kelengkapannya, yaitu buku penerimaan barang, buku pembelian barang, buku induk
inventaris, buku kartu stok barang, dan buku catatan barang yang bukan
inventaris (misalnya peminjaman).
Penggunaan sarana dan
prasarana
Setelah sarana dan
prasarana sekolah diinventarisasi, kemudian dapat dipergunakan. Penggunaan
sarana dan prasarana harus diatur, agar tercapai maksud yang diinginkan. Dalam
kondisi sarana dan prasarana yang kualitasnya melebihi jumlah pengguna, soal
penggunaan sarana dan prasarana tidaklah banyak menjadi persoalan. Menjadi
persoalan kalau jumlah yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah para
penggunanya. Oleh karena itu, pengaturan penggiliran dalam hal penggunaan harus
dilakukan. Sekolah mengetahui kadar penggunaan, pihak yang menggunakan dan
pihak yang tidak menggunakan, sepatutnya sekolah memiliki data tentang hal
tersebut.
Pengembangan/penambahan
sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana perlu
dikembangkan terus menerus agar dapat mencukupi kebutuhan warga sekolah dan
siswa yang terus berkembang. Pengembangan tersebut mencakup jumlah, kualitas,
dan aksesorinya. Dengan demikian makin lama sekolah makin indah dan nyaman
digunakan. Ada dua makna penambahan sarana dan prasarana sekolah yaitu 1)
berkenaan dengan kebutuhan para pengguna yang makin lama makin banyak dan
kebutuhan akan makin cepatnya mendapatkan giliran untuk menggunakan, dan 2)
berkenaan dengan aspek rasio pengguna dan jumlah peralatan, yang juga berkaitan
dengan aspek normalitas penggunaan (pencegahan overdosis pemakaian).
Pemeliharaan sarana dan
prasarana
Pemeliharaan termasuk aspek
krusial dalam pengelolaan sarana dan prasarana, karena sarana dan prasarana
yang tidak terpelihara dirasakan tidak nyaman oleh para penggunanya.
Pemeliharaan dimaksudkan untuk mengondisikan sarana dan prasarana senantiasa
siap pakai dan tidak mengalami gangguan saat dipakai. Sehingga akan
memperlancar kegiatan sekolah khususnya kegiatan pembelajaran. Pemeliharaan
dilakukan secara teratur, sistematis, dan terus menerus, jangan sampai menunggu
rusak terlebih dahulu. Jenis pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah ada yang
bersifat sehari-hari dan berkala.
Penghapusan sarana dan
prasarana
Proses terakhir dalam
manajemen sarana dan prasarana sekolah adalah penghapusan. Penghapusan perlu
dilakukan, karena sarana dan prasarana yang ada tersebut tidak mungkin lagi
dapat diperbaiki, atau kalau dapat diperbaiki, tidak efektif lagi, biaya yang dikeluarkan
mungkin akan lebih besar dibandingkan dengan kalau misalnya saja membeli atau
pengadaan baru (tidak efisien). Penghapusan adalah aktivitas meniadakan
barang-barang inventaris lembaga dengan mengikuti kaidah, perundang-undangan,
dan peraturan yang berlaku.
D.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Manajemen
system merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti
perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Sasaran
pendidikan secara makro sebagaimana yang terdapat dalam lembaga-lembaga
pendidikan dapat diklasifikasikan pada beberapa hal, antara lain akuisisi
pengetahuan (sasaran kognitif), pengembangan keterampilan/kemampuan (sasaran
motorik) dan pembentukan sikap (sasaran afektif).
Sasaran
sasaran makro ini kemudian diterjemahkan dalam berbagai bentuk sasaran mikro
yang dapat diukur secara rinci dan spesifik berupa apa yang diharapkan dari
hasil belajar mengajar. Salah satu sasaran yang dapat diukur untuk sasaran
kognitif. Untuk sasaran motorik, terkait dengan apa yang telah dihasilkan oleh
siswa, sedangkan untuk sasaran afektif, terkait dengan perubahan sikap/perilaku
siswa setelah proses belajar mengajar.
Oleh
karena itu, pendidikan pun memerlukan adanya manajemen pendidikan yang berupaya
mengkoordinasikan semua elemen pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagaimana pada manajemen secara umum, manajemen pendidikan meliputi empat hal
pokok, yaitu perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, penggiatan
pendidikan, dan pengendalian atau pengawasan pendidikan. Secara umum terdapat
sepuluh komponen utama pendidikan, yaitu: peserta didik, tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, paket instrusi pendidikan, metode pengajaran (dalam proses
belajar mengajar), kurikulum pendidikan, alat instruksi & alat penolong
instruksi, fasilitas pendidikan, anggaran pendidikan, dan evaluasi pendidikan.
Perencanaan
pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan semua komponen pendidikan, agar
dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk menghimpun semua
potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis untuk dapat
menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya. Penggiatan pendidikan
merupakan pelaksanaan dari penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan
dan dilaksanakan oleh organisasi penyelenggara pendidikan dengan memparhatikan
rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Sedangkan pengendalian
pendidikan dimaksudkan untuk menjaga agar penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan sesuai yang direncanakan dan semua komponen pendidikan digerakkan
secara sinergis dalam proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Semua hal pokok tersebut ditujukan untuk menghasilkan keluaran secara optimal
seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan pendidikan.
Sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan
untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki
item-item penggerak. Sekolah merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
elemen yang memiliki tugas saling terkait (bagian kurikulum, bagian keuangan,
dan bagian sumber daya manusia).
Perkembangan teknologi
informasi yang pesat menuntut kesigapan organisasi (sekolah) yang membutuhkan
informasi valid dan cepat tersedia. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
perangkat sistem untuk manajemen yang dapat dan patut dipergunakan oleh para
manager (pendidikan) untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pencapaian
tujuan organisasi. Dalam kedudukan sebagai perangkat sistem ini menggunakan hardware,
software, brainware, prosedur, pedoman, model manajemen, data
base. Perangkat sistem ini berisi kumpulan interaksi sistem-sistem informasi
yang mendukung operasi organisasi sehingga dapat menyajikan bahan informasi
untuk keperluan pengambilan keputusan.
Unsur SIM meliputi 1) obyek
yang berupa data dan informasi, 2) pendekatan sistem yang dipergunakan untuk
merancang dan menyusun SIM, 3) proses/rangkaian kegiatan yang diatur/dilakukan
oleh manusia, yang pada pokoknya adalah mengolah data menjadi informasi, di
samping kegiatan lainnya yaitu pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali,
dan penyebaran data/informasi itu, dan 4) peralatan yang berupa segala macam
instrumen pengumpulan data atau mesin pengolahan data.
Implementasi dan praktik
manajemen unsur-unsur tersebut diwujudkan dalam bentuk 1) sasaran: keterangan (information),
2) hampiran: kerangka sistem (system consept), 3) kegiatan:
pengolahan (processing), dan 4) peralatan otomasi (automation).
Selanjutnya interaksi di antara unsur-unsur tersebut secara berurutan dapat
dijalin dengan interface hubungan erat, sehingga menimbulkan empat macam
interaksi, yaitu hubungan: (1) + (2) merupakan sistem informasi (a); kemudian
(2) + (3) merupakan sistem pengolahan data (b); unsur (3) + (4) merupakan mesin
pengolahan data elektronik (c); dan unsur (4) + (1) merupakan otomasi kantor
(d).
Di samping itu perpaduan
antara unsur (1) + (3) merupakan (aktivitas) pengolahan data untuk menyajikan
informasi (sasaran I) dan perpaduan antara unsur (2) + (4) merupakan pendekatan
sistem yang didukung oleh peralatan otomatis (II). Segenap unsur tersebut di
atas dengan jalinan-jalinannya sebagai kesatuan keseluruhan diwujudkan dalam
lukisan Gambar 4.
Gambar 4 Unsur Sistem
Informasi Manajemen
Perencanaan dan penerapan
suatu SIM pada umumnya tidak dapat sekaligus sempurna, melainkan bertahap.
Tahap permulaan mungkin hanya dapat disusun sistem informasi “terbalik” pada
saat itu, walaupun mengandung pelbagai kelemahan karena kurangnya data yang
diperlukan. Kemudian barulah pada tahap-tahap berikutnya, sejalan dengan
tambahnya pengetahuan, pengalaman, dan perlengkapan dapat dilakukan
penyempurnaan sehingga akhirnya terlaksana sistem informasi yang andal dan
optimal.
Perencanaan SIM
Perencanaan suatu SIM
mencakup berbagai langkah kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu:
1. Menentukan secara jelas informasi yang diperlukan dalam organisasi dan
untuk keperluan apa saja. Secara terperinci manager pendidikan membutuhkan
informasi yang berkaitan dengan a) kebijakan pemerintah, b) kesempatan membuka
partisipasi masyarakat dalam membantu pendidikan, c) kesempatan mendapatkan
bantuan dari pihak asing, d) keadaan penduduk dan tenaga kerja yang ada, e)
lapangan pekerjaan dan spesifikasi baik dalam maupun luar negeri, f) kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan g) potensi yang dimiliki baik potensi
manusia, material, dan sosiokultural,
2. Merumuskan maksud-maksud khusus atau manfaat apa secara terperinci yang
ingin dicapai dengan sebuah sistem keterangan dalam organisasi,
3. Menentukan pusat-pusat atau titik-titik penting yang harus ada dalam
jaringan lalu lintas informasi seperti misalnya titik-titik pembuatan keputusan
yang strategis,
4. Selain itu harus pula direncanakan pusat penyusunan data yang bertugas
memelihara dan menyimpan semua informasi dalam organisasi. Informasi seperti
ini nantinya berguna untuk mengontrol sebagaimana termasuk kategori management
control information.
Implementasi SIM
Berdasarkan kepentingan dan
rambu-rambu perencanaan tersebut di atas, implementasi SIM hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Dukungan dan komitmen top management, merupakan sine quo
non bagi berhasilnya sistem informasi dalam praktik,
2. Perencanaan, setelah mendapat dukungan maka perencanaan dilakukan yang
merupakan suatu paket dalam arti bahwa semua seginya turut direncanakan,
3. Penelitian organisasi, dilakukan suatu studi tentang tata kerja, prosedur
struktur dan pola hubungan unit-unit dan orang-orang di dalam organisasi dengan
tujuan mengadakan penyesuaian dan percobaan yang diperlukan,
4. Pemilihan mesin dan pengembangan program. Sistem informasi tidak mutlak
menggunakan komputer, penanganan informasi dapat dikerjakan dengan menggunakan
tenaga manusia. Akan tetapi karena jumlah data yang mesti diolah agar menjadi
informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan biasanya banyak, maka
organisasi modern menggunakan komputer,
5. Penerapan. Dilakukannya langkah-langkah di atas, maka suatu organisasi
dapat dikatakan telah memiliki suatu sistem informasi.
Proses penggunaan Informasi
Agar informasi yang
dihasilkan bermanfaat bagi organisasi dalam pengambilan keputusan, penanganan
yang teliti dan matang harus dilakukan. Hal ini berarti 1) tidak melupakan
bahwa sistem informasi yang dikembangkan untuk mempermudah mencapai tujuan, 2)
sistem informasi dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi mengemban
misinya, 3) memperhatikan bahwa informasi akan digunakan untuk mengambil
keputusan, 4) menentukan kebutuhan akan informasi, 5) mengidentifikasi sumber
informasi yang dapat dan yang harus digarap, dan 6) penanganan informasi yang
terdiri dari tahapan yaitu organisasi data, pengumpulan dan penyiapan data,
mengolah data, dan menyiapkan laporan informasi.
Pengorganisasian Unit
Pengelola Data
Perencanaan, pengoperasian,
dan pengendalian unit pengelola data memerlukan keterampilan, bukan saja yang
bersifat teknis, akan tetapi juga keterampilan memimpin. Unit pengelola data
memiliki tugas dalam 1) fungsi perencanaan, 2) programming
(pemrograman), 3) testing (pengujian), 4) dokumentasi, 5) paralel run
(penggunaan sistem baru bersamaan dengan sistem lama), dan 6) konversi dari
sistem kepada sistem baru, berarti ditinggalkannya sistem lama sebagai pola dan
cara kerja dan menggunakan sistem baru secara penuh.
Langkah yang dilaksanakan
dalam pengembangan sistem informasi (Gambar 5) ialah 1) identifikasi masalah,
2) melakukan feasibility study, 3) jika hasil feasibility study
diterima dilanjutkan kegiatan berikutnya, 4) sytem design, 5)
pembinaan atau sistem apresiasi para pemakai dan penyusunan program
pelaksanaan, dan 6) penilaian secara kontinu.
Gambar 5
Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi
III.
LATIHAN dan PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
Selanjutnya silahkan anda mengerjakan
latihan berikut ini !
Di bawah ini ada sejumlah tugas yang
harus anda kerjakan berkenaan dengan materi yang telah di uraikan sebelumnya!
1. Sistem Manajemen SDM yang
efektif memiliki empat bidang fungsional, sebutkan keempat bidang tersebut !
2. Salah satu kegiatan dalam
Manajemen Pendanaan adalah pembuatan proposal. Sebutkan cakupan yang terdapat
dalam proposal anggaran pembiayaan pendidikan di sekolah !
3. Sebutkan Langkah-langkah
perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan !
4. Sekolah merupakan sebuah
sistem yang di dalamnya terdapat elemen yang memiliki tugas saling terkait
(bagian kurikulum, bagian keuangan, dan bagian sumber daya manusia). Apa yang
dimaksud Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pendidikan ?
5. Jelaskan proses penggunaan informasi dalam
Sistem Informasi Manajemen (SIM) !
Untuk mengetahui apakah yang anda telah mengerjakan
latihan dengan benar, sebaiknya anda mencocokkan jawaban anda dengan petunjuk
di bawah ini !
1.
Sistem Manajemen SDM yang efektif memiliki empat bidang fungsional, yaitu :
1) perencanaan SDM (human resource planning), rekrutmen (recruitment)
dan seleksi (selection),
2) pengembangan SDM (human resource development),
gaji/upah dan kesejahteraan (compensation and benefits),
3) keselamatan dan kesehatan kerja (safety and health),
dan
4) bentuk hubungan pekerja (employee and labor relations).
2. Secara khusus proposal
anggaran pembiayaan pendidikan (sekolah) mencakup:
1. Deskripsi fungsi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah,
2. Objektivitas fungsi program dan kegiatan sekolah,
3. Jumlah data mengenai pelayanan usaha (input) dan pencapaian (output)
berkaitan dengan fungsi program dan kegiatan sekolah,
4. Menyajikan kegunaan anggaran dalam peningkatan (maksimum) dan penurunan (minimum) pada semua
tingkat/bagian sekolah,
5. Penggunaan metode alternatif dalam pelayanan analisis sistem dan analisis
biaya-kegunaan (cost-benefit) anggaran sekolah,
6. Data pengeluaran dan pemasukan dari tiap unit/bagian, tiap kegiatan dan
fungsi program, tiap obyek pengeluaran, dan tiap unit usaha dan pencapaian
organisasi, yang mencakup tingkat pemberian (present levels),
tingkat pengeluaran (reduced levels), dan tingkat perluasan (expanded
levels).
3.
Langkah-langkah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu:
1. Menampung usulan pengadaan perlengkapan
sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan menginventarisasi kekurangan
perlengkapan sekolah,
2. Menyusun rencana kebutuhan
perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya satu semester atau satu
tahun ajaran,
3. Memadukan rencana kebutuhan
yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya,
4. Memadukan rencana kebutuhan
dengan dana sekolah yang tersedia. Bila dana yang tersedia tidak memadai untuk
mengadakan kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua
kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan mengkaji urgensi setiap
perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera didaftar,
5. Memadukan rencana (daftar)
kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana yang tersedia. Bila ternyata
masih melebihi dana yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan
cara membuat skala prioritas,
6. Penetapan rencana pengadaan akhir.
4.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
perangkat sistem untuk manajemen yang dapat dan patut dipergunakan oleh para
manager (pendidikan) untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pencapaian
tujuan organisasi.
5.
Agar informasi yang dihasilkan bermanfaat bagi organisasi dalam pengambilan
keputusan, penanganan yang teliti dan matang harus dilakukan. Hal ini berarti :
1) tidak melupakan bahwa sistem informasi yang dikembangkan untuk
mempermudah mencapai tujuan,
2) sistem informasi dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi
mengemban misinya,
3) memperhatikan bahwa informasi akan digunakan untuk mengambil keputusan,
4) menentukan kebutuhan akan informasi,
5) mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dan yang harus digarap, dan
6) penanganan informasi yang terdiri dari tahapan yaitu organisasi data,
pengumpulan dan penyiapan data, mengolah data, dan menyiapkan laporan
informasi.
IV.
RANGKUMAN
Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup pegawai, pegawai, buruh, manajer, dan pegawai lainnya
untuk dapat menunjang aktivitas organisasi demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Manajemen pembiayaan ialah proses melakukan kegiatan mengatur keuangan
dengan menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Kegiatan pengelolaan keuangan dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan pengawasan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah pengaturan sarana dan
prasarana pendidikan dengan melibatkan sumber daya manusia, guna menunjang berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dan pengembangan diri siswa secara utuh di sekolah.
Manajemen
system merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti
perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Sekolah merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat elemen yang
memiliki tugas saling terkait (bagian kurikulum, bagian keuangan, dan bagian
sumber daya manusia).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah perangkat sistem untuk manajemen
yang dapat dan patut dipergunakan oleh para manager (pendidikan) untuk
meningkatkan efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan organisasi.
V. TES FORMATIF dan
KUNCI JAWABAN
Test Formatif
Lingkarilah huruf di depan jawaban yang
anda anggap paling benar !
1. Di bawah ini yang bukan termasuk proses Manajemen Sumber
Daya Alam (SDA) adalah...
a.
Analisis jabatan, seleksi pegawai, pelatihan
b.
Analisis jabatan, orientai dan penempatan, mutasi
c.
Analisis jabatan, promosi, beasiswa
d.
Analisis jabatan, seleksi pegawai, kompensasi
2.
Salah satu teori motivasi yang populer adalah teori motivasi
Maslow. Menurut Maslow bahwa di dalam diri manusia bersemayam lima jenjang
kebutuhan, diantaranya...
a.
Psikologis dan keamanan b. Sosial dan penghargaan
c.
Aktualisasi diri d. Jawaban a, b, dan c benar
3.
Suatu disiplin yang mengkaji baik atau buruk, benar dan salah, dan moral
dalam melaksanakan hak dan kewajiban merupakan pengertian dari...
a.
Etika b. Moral
c. Perilaku d. Norma
4.
Sekolah dalam membuat proposal anggaran perlu memperhatikan faktor
komunikasi melalui cara di bawah ini, kecuali...
a. Diskusi/Perundingan b. Revisi Rencana Anggaran
c. Rapat Rencana
Anggaran d. Dokumentasi Perencanaan Anggaran
5.
Pernyataan negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD), terdapat dalam...
a. UUD 1945 Bab XIII pasal 31
ayat 4 b. UU No.20 th. 2003 Bab XIII pasal 48
c. PP No.19 th.2005
tentang SNP Bab IX d. UU No.30 th 2003 Bab XII pasal 2
6.
Kebutuhan akan sarana dan prasarana sejak awal berdirinya sampai dengan
ketika telah mengalami puncak perkembangan, tidaklah menetap melainkan terus
bertambah, berubah, dan berkembang. Yang berarti kebutuhan lembaga pendidikan
terhadap sarana dan prasarana bersifat ...
a. Statis b. Praktis
c. Dinamis d. Efisien
7.
Proses terakhir dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah adalah ...
a. Pengembangan b. Penghapusan
c. Pemeliharaan d. Perencanaan
8.
Untuk menghimpun
semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis untuk
dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya, merupakan tujuan dari
...
a. Perencanaan pendidikan b. Pengorganisasian pendidikan
c. Penggiatan pendidikan d. Pengendalian pendidikan
9.
Pelaksanaan dari
penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh
organisasi penyelenggara pendidikan dengan memparhatikan rambu-rambu yang telah
ditetapkan dalam perencanaan, merupakan pengertian dari ...
b. Perencanaan pendidikan b. Pengorganisasian pendidikan
c. Penggiatan pendidikan d. Pengendalian pendidikan
10.
Perangkat sistem untuk manajemen yang dapat dan patut dipergunakan oleh
para manager (pendidikan) untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan
pencapaian tujuan organisasi, merupakan pengertian dari ...
a. Sistem Informasi Manajemen b. Sistem Implementasi
c. Sistem Pendidikan d. Sistem Pengendalian
KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF
1. C Analisis Jabatan, promosi, beasiswa
2. D Jawaban a, b, dan c benar
3. A Etika
4. C Rapat Rencana Anggaran
5. A UUD 1945 Bab XIII pasal 31
ayat 4
6. C Dinamis
7. B Penghapusan
8. B Pengorganisasian pendidikan
9. C Penggiatan pendidikan
10. A Sistem Informasi Manajemen
VI. GLOSARIUM
Akuisisi adalah
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh sekelompok investor.
Efektif adalah pencapaian
hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan.
Efisiensi adalah suatu
ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya.
Fungsi Pendidikan adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manajemen adalah
menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar
dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumberdaya secara efisien
disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Makro adalah
cakupan yang luas
Mikro adalah
cakupan yang sempit
Organisasi adalah
hubungan struktural yang mengikat dan kerangka dasar tempat individu-individu
dikoordinasi yang didalamnya dilakukan pembagian kerja, karena adanya bidang
kerja yang harus diselesaikan dan adanya orang-orang yang wajib menunaikan
tugas tertentu.
Pembelajaran adalah
setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari
suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan
belajar mengajar.
Proses Pendidikan adalah
proses transformasi atau perubahan kualitas tingkah laku individu yang menjadi
peserta didik. Perubahan tingkah laku yang diharapkan bukanlah sekadar
perubahan dalam penambahan jenis tingkh lakunya, melainkan perubahan struktural
yang berkenaan dengan perubahan dalam pola tingkah laku atau pola kepribadian
yang semakin sempurna.
Perencanaan adalah
proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang
akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Prasarana adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
_. 2011. Manajemen Sumber Daya Sistem
Pendidikan. [online] bisa didapat di: http://anan-nur.blogspot.com/2011/01/manajemen-sumber-daya-sistem-pendidikan.html
_. 2009. Manajemen
Sumber Daya Pendidikan. [online] bisa didapat di: http://raisulakbar.wordpress.com/2009/06/28/manajemen-sumber-daya-pendidikan/
Komariah,
Aan & Triatna, Cepi. 2008. Visionary
Leadership. Jakarta: Sinar Grafika
Sagala,
Syaiful. 2010. Manajemen Strategik dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto,
B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
PENUTUP
Manajemen Sumber Daya Pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan
dalam dunia pendidikan. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan Manajemen Sumber Daya pendidikan yaitu:
a. Manajemen Sumber Daya
Manusia
b. Manajemen Pembiayaan
Pendidikan
c. Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan
d. Sistem Informasi
Manajemen
Keempat
hal tersebut harus dapat dimanajemen dengan baik agar bisa mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan setiap kegiatan
manajemen pendidikan tersebut,
ada beberapa proses yang mesti dilalui yaitu proses perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling).
Comments
Post a Comment