Laporan Bab: PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2.1
ISI BAB
MENGELOLA
LINGKUNGAN
Setiap
organisasi - di industri mana pun ia berada, atau apakah ia
mencari laba atau tidak – menghadapi suatu tingkat ketidakpastian lingkungan. Mengapa? Karena
tidak ada organisasi secara sempurna mampu mengumpulkan secara internal semua
sumber yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Setiap organisasi,
misalnya, membutuhkan sumber daya keuangan dan manusia sebagai masukan dan klien atau konsumen
untuk menampung keluarannya. Tetapi karena
organisasi menghadapi ketidakpastian lingkungan, tidak berarti bahwa
manajemen harus menghadapi ketidakpastian
tersebut dengan tangan kosong.
PENCARIAN MANAJEMEN UNTUK
MENGENDALIKAN LINGKUNGANNYA
Semua
organisasi mengahadapi sebuah
bentuk
ketakpastian, dan banyak lingkungan yang cukup dinamis. Oleh karena itu tidak mengherankan jika manajer ingin
bertindak untuk mengurangi ketakpastian tersebut. Tetapi, apakah lingkungan
dapat dikelola?
Perspektif
ekologi - populasi
, yang disajikan pada
Bab 8, mengatakan bahwa manajemen tidak dapat mempengaruhi lingkungan.
Lingkungan ditangani sebagai suatu berian (given) dan manajemen dianggap tidak
mampu bereaksi terhadapnya.
Bab
ini dianggap sebagai kebalikan dari pandangan ekologi populasi. Organisasi besar secara
konsisten memperlihatkan melalui tindakan mereka bahwa bukan tawanan lingkungan
mereka dan bahwa mereka mempunyai cara untuk mengurangi ketergantungan mereka
terhadap lingkugannya.
Makin
besar organisasi, maka biasanya makin banyak pula sumber dayanya, keterampilannya, serta pengaruh yang dimilikinya. Tetapi strategi mengelola
lingkungan bukan hanya tersedia bagi organisasi besar dan kuat. Banyak dari
teknik yang akan kita bicarakan dapat dan memang digunakan oleh organisasi yang
kecil dan yang tidak mempunyai pengaruh. Tetapi perlu diingat bahwa ukuran yang besar memang ada hubungannya dengan peningkatan
kekuasaan untuk mengurangi ketakpastian lingkungan.
MENGKLASIFIKASI STARTEGI
A.STRATEGI
INTERNAL
Pilihan
Domain
Rekrutmen
Rekrutmen
terhadap orang yang tepat dapat mengurangi pengaruh lingkungan terhadap
organisasi. Praktek merekrut orang secara selektif untuk mengurangi
ketidakpastian lingkungan cukup lazim dilakukan. Perusahaan menggaji eksekutif
dari perusahaan pesaing untuk memperolah informasi tentang rencana masa
mendatang pesaing mereka. Perusahaan teknologi tinggi memikat para sarjana dari
perusahaan pesaing dengan penigkatan gaji dan stock option untuk memperoleh
keahlian teknis yang dipunyai pesaing
mereka. Namun, media massa tampaknya lebih banyak menyoroti perusahaan swasta
yang merekrut bekas pejabat pemerintah. Perusahaan bisnis dan kantor pengacara
seringkali meggaji pejabat yang demikian
dengan gaji yang berlebihan, untuk memperoleh hubungan baik mereka
dengan para pengambil keputusanyang berpengaruh dan pengetahuan mereka tentang
tata kerja pemerintah.
Pengamatan Lingkungan
Pengamatan Lingkungan mensyaratkan penelitian yang cermat
atas suatu lingkungan untuk mengidentifikasi tindakan para pesaing, pemerintah,
serikat buruh, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi.
Pengamatan lingkungan memungkinkan manajemen mengetahui perubahan-perubahan
lebih dahulu dan membuat penyesuaian internal ketimbang bereaksi sesudah ada
kejadian. Pengamatan lingkungan dilakukan oleh Bouindary Spanners. Boundary
Spanners adalah orang yang bekerja pada batas luar atau batas-batas organisasi,
melakukan tugas-tugas organisasi yang relevan dan menghubungkan organisasi
dengan elemen-elemen di luar organisai tersebut. Mereka menangani perolehan
masukan dan penyelesaian transaksi keluaran, menyaring masukan dan keluaran,
mencari dan mengumpulkan informasi, mewakili organisasi pada lingkungan dan
melindungi dan menyangga organisasi tersebut. Dengan kewaspadaan agen-agen Boundary
itulah organisasi mampu memantau dan menyaring kejadian-kejadian penting dalam
lingkungan. Contoh pekerjaan Boundary Spanning sales representative, peneliti
pemasaran, agen pembelian, pelobi, spesialis hubungan masyarakat dan para
spesialis rekruitmen.
Buffering
Buffering mengurangi kemungkinan gangguan terhadap operasi organisasi dengan
memastikan pemasokan dan/atau penyerapan keluaran. Dengan melakukan buffering
operasi intinya dari pengaruh lingkungan pada sisi masukan dan keluarannya, manajemen memungkinkan organisasi
beropersi seolah-olah merupakan sebuah sistem tertutup. Pada sisi masukannya
buffering jelas terlihat jika organisasi menyimpan bahan-bahan dan pasokan,
melakukan pemeliharaan yang preventif, atau merekrut dan melatih personalia baru.
Pemeliharaan yang preventif mensubstitusikan biaya yang diketahui untuk yang
tidak diketahui.
Buffering memberikan keuntungan dengan mengurangi
ketidakpastian lingkungan. Kita dapat meramalkan bahwa kecenderungan manajemen
untuk melakukan buffering akan berhubungan secara langsung sampai tingkat
rutinisasi dalam teknologi organisasi. Tetapi keuntungan tersebut harus dinilai
dengan membandingkan biayanya. Biaya yang paling mencolok adalah biaya
pengangkutan yang meningkat karena adanya aktivitas buffering dan resiko bahan
yang disimpan menjadi using karena aktivitas tersebut.
Smoothing
Smoothing merupakan kegiatan untuk mendatarkan dampak dari fluktuasi di
lingkungan. Organisasi yang melakukan teknik ini diantaranya perusahaan
telepon, toko pengecer, perusahaan penyewaan kendaran, toko majalah dan tim
olah raga. Contohnya: Perusahaan telepon
mengenakan harga yang paling tinggi pada waktu puncaknya dan rate yang rendah
pada waktu sepi yaitu di malam hari dan pada akhir minggu. Lalu toko pengecer
pakaian biasanya melakukan obral setengan tahun mereka pada periode sepi mereka
(setelah hari natal dan sebelum periode “kembali ke sekolah”) dalam satu tahun.
Rationing
Jika ketidakpastian terjadi karena permintaan yang
berlebihan, manajemen dapat memikirkan untuk melakukan rationing (merangsum)
produk atau jasa-jasanya; artinya mengalokasikan keluaran melalui sistem
tertentu. Contoh rationing dapat dilihat pada rumah sakit, collage, kantor pos
dan restaurant. Rumah sakit seringkali merangsum ranjang untuk penerimaan yang
bukan darurat. Dan jika sebuah bencana terjadi (gempa bumi, kebakaran, banjir)
maka ranjang hanya akan diberikan kepada kasus-kasus yang paling serius. Contoh
lain, permintaan terhadap kuliah bisnis melampaui penawaran tempat yang
tersedia di banyak collage dan universitas. Sebagai tanggapan, persyaratan
masuk seringkali diambah sebagai cara untuk membatasi permintaan.
Geographic dispersion
Ketakpastian lingkungan kadang berbeda-beda berdasarkan lokasi. Jelas terdapat lebih banyak ketakpastian politis bagi sebuah perusahaan
yang bergerak di Beirut, Lebanon, dari pada perusahaan yang beroperasi di Salinas,
Kansas. Untuk mengurangi ketakpastian yang disebabkan oleh lokasi,
organisasi dapat berpindah kesuatu masyarakat lain atau mengurangi resiko dengan beroperasi pada berbagai lokasi. Secara historis,
serikat buruh, paling kuat di timur laut amerika serikat dan
paling lemah di bagian selatan.
Berbagai perusahaan bisnis telah menaggapinya dengan memindahkan kegiatannya kearah selatan.
Dengan melakukan hal itu, mereka telah mengurangi satu ketakpastian pemogokan yang disebabkan oleh serikat buruh dari lingkungannya. Pada tingkat internasional,
ketakpastian lingkungan yang
diciptakan oleh politik yang berubah-ubah dari pemerintah amerika mengenai pembatasan impor dan nilai
dollar yang berfluktuasi pasti merupakan alas
an utama mengapa produsen mobil jepang, seperti Honda, Nissan, dan Mazda
telah membangun, atau sedang membangun,
pabrik di amerika serikat.
B.
Strategi Eksternal
Periklanan
Organisasi
yang dapat membangun loyalitas terhadap mereka telah mengurangi ketergantungan kepada konsumen.
Dengan demikian, tanpa memperhatikan produk atau jasa yang bermerek, apakah itu sony
video recorder, American Express card, diet coke, Revlon Nailgloss, Bic disposable
razors, atau pengiriman dalam satu hari dari
federal express. Mungkin contoh klasik mengenai iklan yang diciptakan permintaan yang tidak pernah habis akan sebuah produk adalah
aspirin dari Bayer. Namun produsen bayer telah meyakinkan suatu segmen dari masyarakat pembeli aspirin yang cukup besar bahwa ”aspirin murni” dari bayer lebih bermutu dari pada persaingannya dan dengan demikian menjadi pembenaran dari pengenaan harga
yang dua sampai lima kali lebih tinggi dari pada merek-merek
generic.
Contracting
Contracting melindungi organisasi dari perubahan kuantitas atau harga baik pada sisi masukan atau keluaran.
Coopting
Organisasi dapat memilih untuk mengcoopting ketakpastian mereka, artinya, menyerap individu atau organisasi dalam lingkungan yang mengancam stabilitas mereka. Ini paling sering dilakukan perusahaan bisnis melalui pengangkatan yang selektif kejajaran direksi perusahaan. Interlocking directorate, dimana dua buah organisasi atau lebih bersama –sama mempunyai seorang atau lebih direktur
yang sama telah
di jelaskan sebagai strategi manajemen lingkungan yang paling banyak digunakan. Hal ini dapat membantu organisasi vocal untuk memformulasikan strategi mereka dengan lebih cermat. Akhirnya,
reputasi sebuah organisasi dapat dipengaruhi oleh siapa duduk dalam dewan diraksinya,
dan koneksi
yang dipunyai anggota direksi tersebut.
Coalescing
Selama
decade 1980-an, berlusin-lusin dari
500 perusahaan pilihan fortune
bergabung dengan perusahaan lain. Penggabungan tersebut sering
kali membawa economies of scale dengan mengeliminasi pegawai administrasi
yang berlebihan dengan cara member peluang untuk menggabungkan keahlian teknis dan manajerial. Salah satu usaha
yang paling banyak dibicarakan pada decade terakhir adalah kerjasama antara general motors dan Toyota untuk memproduksi Chevrolet Nova di California
Utara. Penggabungan usaha (merger) dan usaha bersama adalah cara
yang sah bagi organisasi untuk mengelola lingkungan mereka.
Pada akhir tahun
1950-an, amerika terkejut,
mengetahui bahwa para eksekutif dari general elektrik, Westinghouse, dan berbagai produsen barang elektrik besar lainnya secara rahasia bertemu setiap tahun dan menyetujui suatu skema penetapan harga yang membagi penawaran dari kontrak besar pada tahun tersebut diantara
yang berkomplot dan memberikan pada masing-masing “pemenang” keuntungan yang
sangat besar . ketika rencana tersebut terbongkar, perusahaan-perusahaan tersebut terkena denda, dan beberapa eksekutif senior dari perusahaan-perusahaan tersebut di penjara. Hasilnya adalah bahwa
industri
real estate pada dasarnya beroperasi pada harga yang telah ditetapkan.
Lobbying
Industri mobil Amerika ingin agar pemerintah federal untuk melakukan hal-hal yang
akan meningkatkan penjualan mobil-mobil Amerika. Dalam pencarian ini, industri
bisa berdiri pasif oleh dan legislator berharap sukarela akan mengambil
tindakan untuk melindungi kepentingan produsen mobil Amerika.
Para produsen mobil secara
individual, dan secara kolektif melalui asosiasi perdagangan mereka dan komite
aksi-aksi politis, secara aktif mencoba mempengaruhi para pembuat undang-undang
untuk mengeluarkan undang-undang yang menguntungkan kepentingan industry mobil
Amerika.
Industri
otomotif tidak sendirian. lonnying menggunakan
pengaruhnya untuk mencapai hasil yang menguntungkan adalah praktek luas
digunakan oleh organisasi untuk menata lingkungan mereka.
Tahun 1980-an
melihat peningkatan yang ditandai dalam penggunaan KAP (komite aksi politis) sebagai alat lobbying, misalnya,
kini merupakan sumber utama dana untuk kandidat politik. Organisasi yang
mencari keuntungan tertentu dapat langsung uang melalui KAP untuk para
kandidat yang akan mendukung kepentingan mereka.
Perdagangan dan
asosiasi professional
secara aktif melobi atas
nama anggota mereka. Tembakau
lembaga dan senapan melawan National Association keras di Washington untuk
mengurangi ketidakpastian yang mungkin mempengaruhi minat tembakau dan senjata,
masing-masing.Beberapa
organisasi bahkan menggunakan kekuasaan pemerintah untuk menstabilkan hubungan
dalam suatu industry. Perusahaan
penerbangan dan industri angkutan truk historis yang diatur, dan banyak
perusahaan melobi keras (meskipun biasanya diam-diam) untuk mempertahankan
regulasi itu. Berbeda dengan
anggapan bahwa peraturan ada untuk melindungi kepentingan masyarakat umum,
counter argumen-kuat dapat bebuilt bahwa peraturan pemerintah mempertahankan
kekuatan monopoli di
tangan yang telah di atur.
PEDOMAN UNTUK MENGELOLA LINGKUNGAN
Keberhasilan pengelolaan lingkungan
membutuhkan penganalisisan sumber-sumber ketakpastian dan kemudian memilih
sebuah strategi yang dapat dilaksanakan secara efektif oleh organisasi. Sebuah Pont Du
atau Eastman Kodak akan memiliki kekuatan lebih dalam mengendalikan hubungan
dengan pemasok dari
pada sebuah
perusahaan kimia kecil atau bisnis lokal yang menawarkan film dalam waktu satu
jam.
Sejak akhir
1960-an, perusahaan-perusahaan tembakau telah menanggapi dengan dasarnya memperluas
domain mereka melalui diversifikasi horizontal. Baru-baru ini, R.J. Reynolds industri membeli Nabisco
Merek, dan Philip Morris membeli General Foods dan Kraft. Perusahaan-perusahaan
bergabung sekarang perusahaan lebih banyak makanan dari produsen rokok. Respon
lain perusahaan rokok telah menghabiskan berat pada lobbying.
Mereka telah
berjuang dan lembaga Tembakau (yang didukung oleh perusahaan-perusahaan
tembakau) juga telah memberikan kontribusi dana untuk penelitian tentang
hubungan antara merokok dan kanker. Perusahaan menyadari bahwa secara statistik
tidak mungkin bahwa penelitian ini akan "membuktikan" bahwa merokok
menyebabkan kanker, sehingga memberikan perusahaan-perusahaan tembakau lebih
banyak data ke awan kontroversi. Apalagi jika penelitian tersebut tidak
menguntungkan bagi kepentingan tembakau, para peneliti tidak memiliki motivasi
kuat untuk mempublikasikan temuan mereka secara luas penting untuk dicatat
bahwa perusahaan tembakau sekarang menggunakan iklan dengan cara yang sangat selektif
untuk melawan pasukan antirokok. Mereka berusaha untuk menunjukkan bahwa iklan
mereka tidak ingin mengkonversi bukan perokok. Sebaliknya, maksudnya adalah
untuk perokok ger saat ini untuk beralih ke merek mereka. Ini mungkin terbaik
dicontohkan dalam kampanye iklan Carlton yang hanya menyatakan, dalam
huruf-huruf yang sangat besar, "JIKA ANDA ASAP, silakan coba Carlton"
RINGKASAN
Setiap
organisasi menghadapi
suatu tingkat ketidakpastian lingkungan. Namun, berbeda dengan
pandangan masyarakat-ekologi bahwa organisasi tidak berdaya untuk mempengaruhi
lingkungan mereka, bab ini telah berupaya untuk menunjukkan bahwa manajemen
dapat mengurangi dampak ketidakpastian lingkungan pada organisasi. Pada dasarnya
ada dua pendekatan yang tersedia untuk manajemen. Yang pertama untuk
beradaptasi dan mengubah tindakannya agar sesuai lingkungan. Ini adalah
strategi internal dan termasuk perubahan domain, eksekutif merekrut dan
spesialis teknis dengan link ke lingkungan, pemindaian lingkungan untuk
mengantisipasi perubahan, buffering operasi inti, merapikan fluktuasi dalam
permintaan, penjatahan produk atau jasa, dan penyebaran geografis. Pendekatan
kedua adalah untuk mengubah lingkungan untuk lebih cocok dengan kemampuan
organisasi. Ini adalah strategi eksternal seperti periklanan, kontrak dengan
pemasok atau pelanggan, coopting individu atau organisasi melalui penyerapan,
penggabungan dengan organisasi lain, dan lobi untuk mencapai hasil yang
menguntungkan. Meskipun secara teknis hanya yang terakhir benar-benar perubahan
lingkungan, strategi stan bersama-sama menciptakan teknik kita katakan yang
tersedia atau mengelola lingkungan.
INTISARI
Setiap
organisasi pasti menghadapi peristiwa ketidakpastian lingkungan, seperti
ketidakpastian sumber daya keuangan, sumber daya manusia sebagai masukan dan klien atau konsumen untuk menampung keluarannya Ada dua pendekatan atau strategi yang dapat dilakukan
manajemen dalam mengelola ketidakpastian lingkungan, yaitu:
1.
Strategi
Internal, meliputi :
a.
Perubahan
domain, berpindah tempat atau lokasi
b.
Rekrutmen,
perekrutan orang yang tepat secara selektif
c. Pengamatan
Lingkungan, penelitian yang
cermat terhadap lingkungan organisasi
d. Buffering, memastikan pemasokan dan/ penyerapan keluaran dari sumber daya
e. Smoothing, mendatarkan dampak dari fluktuasi di lingkungan
f.
Rationing, mengalokasikan keluaran melalui sistem
tertentu
g. Geographic
dispersion, penyebaran
geografi.
2.
Strategi
Eksternal, meliputi :
a.
Periklanan,
membangun loyalitas terhadap konsumen
b.
Contracting,
mengadakan kontrak
c.
Coopcing,
menyerap individu atau organisasi dalam lingkungan yang mengancam stabilitas mereka.
d.
Coalescing,
berkomplot dengan musuh
e.
Lobbying,
melobi pihak luar organisasi
Pengelolaan
Lingkungan yang baik dilakukan dengan cara menganalisis sumber-sumber
ketidakpastian yang terjadi, lalu memilih sebuah strategi yang dapat
dilaksanakan secara efektif oleh organisasi.
2.2
PEMBAHASAN
Dalam setiap organisasi dalam bentuk
apapun, akan dihadapkan dengan permasalahan ketidakpastian lingkungan
MENGELOLA LINGKUNGAN
•
Semua
organisasi menghadapi ketidakpastian lingkungan yang dinamis.
•
Pimpinan
harus mengurangi ketidakpastian dan mengelola lingkungan.
•
Pimpinan
mempunyai kebebasan memilih strategi mengelola lingkungan dan mendistribusikan
sumberdayanya.
•
Ukuran
organisasi berhubungan dengan peningkatan kekuasaan untuk mengurangi
ketidakpastian lingkungan.( Galbraith. 1967 )
Klasifikasi
strategi mengelola lingkungan
Strategi
Internal
|
Strategi
Eksternal
|
1.
Pilihan domain – memilih berpindah
lokasi
2.
Recruitment – merekrut orang yang
tepat
3.
Pengamatan Lingkungan – penelitian
& pengembangan
4.
Buffering – penyediaan sumber daya
untuk jaga-jaga
5.
Smoothing – mendatarkan fluktuasi
6.
Rationing – penjatahan
7.
Geographical dispersion – penyebaran
geografis
|
1.
Periklanan – menarik pelanggan/ klien
baru
2.
Contracting – mengadakan kontrak
dalam jangka tertentu
3.
Coopting – cooptasi dalam arti
mengangkat orang dari organisasi lain untuk maksud tertentu
4.
Coalescing – koalisi dalam arti
merger
5.
Lobbying – melobi pihak luar
organisasi
|
•
Ketidakpastian
Lingkungan
Menurut Jones
1994, 215 – 216 sumber ketidak pastian lingkungan berasal dari:
- Kompleksitas lingkungan – mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks
- Dinamisme lingkungan – mulai dari yang tidak stabil sampai yang stabil dalam dinamikanya
- Tingkat kemakmuran sumberdaya – mulai dari yang miskin sumberdaya sampai pada yang kaya sumberdaya.
- Memanaj Lingkungan
Karena ketidakpastian lingkungan
maka organisasi harus memanaj lingkungan yaitu semua faktor yang berada diluar
organisasi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi oleh organisasi. Tentu saja dalam hal ini lingkungan
yang memberikan sumberdaya atau yang menjadi penerima produk/hasil atau jasa
yang berwujud barang dan pelyanan.
·
Lingkungan
dalam
organisasi terbagi dalam dua bentuk, yaitu:
- Lingkungan spesifik atau khusus adalah lingkungan yang scara langsung mempangaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi. Misalnya pemasok, pelanggan, penerima informasi dlsb.
- Lingkungan general atau lingkungan yang bersifat umum seperti misalnya keadaan ekonomi global maupun nasional, keadaan sosial, politik, budaya dsb.
·
Implikasi
manajemen dari perubahan lingkungan
Teori kontingensi merupakan
implikasi perubahan lingkungan, sebagaimana dari hasil penelitian Lawrence and
Lorsch deferensiasi, integrasi dan lingkungan
- yang menyatakan bahwa hendaknya
struktur organisasi menyesuaikan dengan perubahan lingkungannya agar dapat
beroperasi secara lebih efektif.penelitian ini diperkuat oleh penelitian dari
Burns and Stalker tentang struktur mekanistik dan perubahan lingkungan. Yang
selanjutnya….
- Strategi menghadapi perubahan lingkungan
- Teori ketergantungan sumberdaya.
- Strategi antar organisasi untuk memanaj ketergantungan sumberdaya. - symbiotic interdependencies – competitive interdependencies.
- Strategi memanaj saling ketergantungan sumberdaya secara simbiotik
- Strategi memanaj saling ketergantungan sumberdaya secara kompetitif
- Teori pembiayaan transaksi
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Setiap organisasi pasti menghadapi peristiwa
ketidakpastian lingkungan, seperti ketidakpastian sumber
daya keuangan, sumber daya
manusia sebagai
masukan dan klien atau konsumen untuk menampung keluarannya Ada dua pendekatan atau strategi yang dapat dilakukan
manajemen dalam mengelola ketidakpastian lingkungan, yaitu:
Strategi Internal, meliputi :
h.
Perubahan
domain, berpindah tempat atau lokasi
i.
Rekrutmen,
perekrutan orang yang tepat secara selektif
j.
Pengamatan Lingkungan, penelitian yang cermat terhadap lingkungan organisasi
k. Buffering, memastikan pemasokan dan/ penyerapan keluaran dari sumber daya
l.
Smoothing, mendatarkan dampak dari fluktuasi di lingkungan
m. Rationing, mengalokasikan keluaran melalui sistem
tertentu
n. Geographic
dispersion, penyebaran
geografi.
3.
Strategi
Eksternal, meliputi :
f.
Periklanan,
membangun loyalitas terhadap konsumen
g.
Contracting,
mengadakan kontrak
h.
Coopcing,
menyerap individu atau organisasi dalam lingkungan yang mengancam stabilitas mereka.
i.
Coalescing,
berkomplot dengan musuh
j.
Lobbying,
melobi pihak luar organisasi
Pengelolaan Lingkungan yang baik dilakukan dengan cara
menganalisis sumber-sumber ketidakpastian yang terjadi, lalu memilih sebuah
strategi yang dapat dilaksanakan secara efektif oleh organisasi
1.2 SARAN
Untuk setiap organisasi dihimbau untuk dapat
mempersiapkan dengan baik pengelolaan lingkungan dalam menghadapi
ketidakpastian lingkungan. Persiapan itu bisa berupa pemilihan orang yang tepat
untuk menjadi manajer yang akan mengatur organisasi ketika menghadapi
ketidakpastian lingkungan, selain itu pemilihan strategi yang sesuai dengan
keadaaan organisasi juga sangat mempengaruhi keadaan organisasi tersebut.
Comments
Post a Comment